Ernie Ball VS D'Addario? pilihan berat yang sempat kualami juga untuk pindahan senar gitar :). Seperti kita ketahui bersama, dua merk itu memang menjadi trade mark-nya musisi-musisi tingkat dunia. Jimmy Page, Vai, Clapton, Kirk Hammet hanyalah sebagian dari pengguna Ernie Ball, sementara D'Addario dipakai oleh Joe Satriani, Jeff Beck, Phil Collen dst.
Produk yang saya pakai disini adalah sesuai dengan yang banyak beredar di pasaran Indonesia. Sebenarnya saya sendiri juga sudah pernah mencoba berbagai tipe senar dari mulai merk Pyramid, Fuji, Fender, Ernie Ball dan D'Addario, memang variatif dari berbagai sisi, ada yang murah, mahal, awet, mudah putus, ada yang cepat karatan dst.
Untuk Ernie Ball saya pakai yang Hybrid Slinky P02222 dengan ukuran senar .9(E), .11(B), .16(G), .26(D), .36(A), .46(E), sedangkan D'Addario saya pakai EXL120 Super Light 9-42 dengan ukuran senar .009(E), .011(B), .016(G), .024(D), .032(A), .042(E).
Harga:
Ernie Ball: kisaran 50rb
D'Addario: kisaran 60rb
Kualitas Pemakaian: ini memang ada kaitannya dengan cara kita merawat juga, tapi pada dasarnya saya sudah berusaha maksimal.
Ernie Ball: cepat karatan/korosi
D'Addario: lebih tahan lama
Nada/Tone:
Ini yang terpenting sebenarnya, untuk kualitas tone memang bersaing ketat, saya sendiri mencoba mentest dengan berbagai lagu, satu diantaranya adalah intro Just Take My Heart-nya Mr. BIG(recorded version). Karena Paul memainkan intronya pake Ernie Ball ya, ketika tak coba emang jernih Ernie Ball. Tapi, ketika coba-coba bending, DAddario masih clear ketika bending di fret 23 atau 24 sekalipun, enak banget, ga terasa sangat berat.
Dari berbagai pertimbangan itu, memang masalah tone yang bersaing ketat. Saya sendiri juga berat memutuskan ini, tapi saya pilih D'Addario dengan alasan lebih awet aja.
Jika anda ingin melihat proses pembuatan sebuah senar gitar, dapat dilihat disini: http://budisapt.blogspot.com/2013/08/proses-pembuatan-senar-gitar.html
Produk yang saya pakai disini adalah sesuai dengan yang banyak beredar di pasaran Indonesia. Sebenarnya saya sendiri juga sudah pernah mencoba berbagai tipe senar dari mulai merk Pyramid, Fuji, Fender, Ernie Ball dan D'Addario, memang variatif dari berbagai sisi, ada yang murah, mahal, awet, mudah putus, ada yang cepat karatan dst.
Untuk Ernie Ball saya pakai yang Hybrid Slinky P02222 dengan ukuran senar .9(E), .11(B), .16(G), .26(D), .36(A), .46(E), sedangkan D'Addario saya pakai EXL120 Super Light 9-42 dengan ukuran senar .009(E), .011(B), .016(G), .024(D), .032(A), .042(E).
Harga:
Ernie Ball: kisaran 50rb
D'Addario: kisaran 60rb
Kualitas Pemakaian: ini memang ada kaitannya dengan cara kita merawat juga, tapi pada dasarnya saya sudah berusaha maksimal.
Ernie Ball: cepat karatan/korosi
D'Addario: lebih tahan lama
Nada/Tone:
Ini yang terpenting sebenarnya, untuk kualitas tone memang bersaing ketat, saya sendiri mencoba mentest dengan berbagai lagu, satu diantaranya adalah intro Just Take My Heart-nya Mr. BIG(recorded version). Karena Paul memainkan intronya pake Ernie Ball ya, ketika tak coba emang jernih Ernie Ball. Tapi, ketika coba-coba bending, DAddario masih clear ketika bending di fret 23 atau 24 sekalipun, enak banget, ga terasa sangat berat.
Dari berbagai pertimbangan itu, memang masalah tone yang bersaing ketat. Saya sendiri juga berat memutuskan ini, tapi saya pilih D'Addario dengan alasan lebih awet aja.
Jika anda ingin melihat proses pembuatan sebuah senar gitar, dapat dilihat disini: http://budisapt.blogspot.com/2013/08/proses-pembuatan-senar-gitar.html