Pada hari kamis, tanggal 28 oktober 2010 kemarin diadakan acara Laney Guitar Clinic 2010 bersama Kiko Loureiro, di Yogyakarta. Ditengah suasana meletusnya gunung merapi, semuanya tetap semangat untuk belajar gitar, dibuktikan dengan penuh sesaknya pengunjung, luar biasa!!. :).
Acara ini lebih menjurus pada pembahasan amplifier Laney GH100L dan VH100R. Untuk amplifier Laney GH100L dikupas oleh Andri Franzy(Eks Power Slaves dan Boomerang), dan puncak acara-nya pembahasan amplifier Laney VH100R sekaligus klinik gitar oleh Kiko Loureiro.
Kiko Loureiro(
http://www.kikoloureiro.com.br/) ini gitaris band Angra dari Brazil. Setelah main beberapa lagu awal dan menyapa fans bilang suka pada kunjungan pertamanya di Indonesia kali ini :), Kiko mulai membahas amplifier Laney VH100R ini. Sebagai penerjemah adalah mas Choky dari band Netral
Alasan Kiko memilih amplifier Laney:
- karena dia suka memainkan berbagai macam musik
- banyak sound dalam satu amplifier
- merk sudah lama
- gitaris-gitaris Rock N’ Roll banyak yg berasal dari Inggris, orang-orang Inggris banyak tahu cara membuat amplifier yg bagus
- sound clean tone-nya bagus
- distorsi bagus
- ada fitur2: Clean, Crunch, Distorsi, Channel
Bahasan berikutnya masalah channel, ada dua channel pada amplifier ini: yaitu lower dan upper channel
Lower Channel
- Crunch Sound --> untuk main blues, demo: Kiko main lagu “Hey Joe”-Jimmy Hendrix
- Clean Sound--> demo: Kiko main sound2 musik jazz, bossanova brazil
- Penting bagi gitaris untuk memainkan gitar dengan clean tone, mulai dari scales, dst. karena terdengar lebih jelas, juga untuk teknik tapping --> demo: Kiko main lagu “Ain’t no Sunshine When She’s Gone”-Bob Marley, dimainkan dengan teknik tapping
Upper channel
- Equalizer upper dan lower channel beda
- Efek loop, volume bisa beda, antara lower dan upper channel
- Distorsinya bisa sampai 10, tp Kiko hanya pakai 6
- Sound-nya distorsi lebih tebal mantap :)
- Kiko sempat main riff “Master of Puppets”-Metallica, demo distorsi
Sesi tanya jawab: (T: pertanyaan audiens, J: Jawaban Kiko)
1. T: Fav band, gitaris?
J: banyak tapi belajar pertama dari Led Zeppelin, Jimmy Page, pertama kali belajar lick/melodi dari Led Zeppelin
2. T: Beda sebelum dan sesudah pakai Laney?
J:
- Setelah bermain 10 tahun, baru kontrak sama Laney, ganti-ganti amplifier sampai ketemu Laney. Dia suka amplifier2 buatan Inggris, menurutnya amplifier-amplifier buatan Amrik sound distorsinya tebal, untuk main rhythm bagus, tapi tone untuk soloingnya kurang clear
- Biasanya amplifier-amplifier yg distorsinya bagus, belum tentu clean tonenya bagus dan sebaliknya, tapi kalau amplifier yg ini, kedua-duanya bagus
- Untuk amplifier memang harus banyak dicoba
Request: Intro Hero of Sands, langsung dipenuhi
3. T: apakah sama setting antara versi recording dan live?
J: beda. Waktu recording, setiap lagu beda settingnya, chorus, mic, efek equalizer. Tapi kalo live harus pake satu-satu. Pakai delay dan booster, clean tone pakai booster, pakai channel 1 pake clean+booster. Kalo pakai channel 2 distorsi dan booster, dan waktu live bisa pake compressor, tergantung tempat
4. T:Prinsip2 hidup yg membuat Kiko spt sekarang?
J: respek pada org lain, saling menghormati aja..
5. T: Pickups yg dipakai?
J: Seymour Duncan, pakai single coil yg dekat neck, dan hot rails yg dekat tremolo
6. T: Nasehat untuk musisi muda agar bisa sukses seperti Angra?
J: bagi Kiko arti sukses kalo bisa cari uang dari musik, dulu dia bikin demo pake kaset, 1 hari 6 jam selama 40 hari untuk bikin demo yang isinya 5 lagu. Dan berbulan-bulan meres otak untuk bikin album. Berjam-jam, berbulan-bulan bikin demo, berharap ada yg suka, pada demo itu. Penting untuk satu visi dengan teman-teman2 band, saling menghormati, karena proses peleburan ide tidak gampang. Basicnya masing-masing anggota band tanggung jawab sama instrumennya, latihan sebanyak mungkin, bikin lagu yg bagus. Jaga pertemanan, sama-sama punya impian sukses bareng
7. T: Rata2 berapa jam bermain tiap hari?, adakah bagian yg sering diulang?, pernah mengcopy permainan seseorang?
J: Diulang sebanyak mungkin sampai otot2nya terlatih dan otak gak mikir lagi, fokus latihan, dan pada apa yg dikerjakan, jari2 jgn terlalu jauh dari fretboard, main relaks, pakai pola 1-2-3-4, mainkan scales, pentatonik misalnya, dst. Trs dia ga mencopy permainan seorang gitaris, belajar saja, ambil intisari permainan banyak gitaris. Belajar dari banyak orang: Whammy Trick dari Jeff Beck, tapping dari Stanley Jordan, pentatonik dari Jimmy Page, Picking dari Steve Morse, Chords dari Alan Holdsworth,dst..
Demikianlah sekedar catatan penulis tentang Laney Guitar Clinic 2010 – Kiko Loureiro, semoga bermanfaat, sukses selalu untuk semua pihak yang terkait. Acaranya sukses dengan berbagai macam hadiah buat peserta yang hadir, mulai dari pick gitar, foto bareng, tanda tangan, dan merchandise lainnya, salut untuk penyelenggara, semoga sering mengadakan acara-acara semacam ini di masa mendatang.
Catatan Tambahan Penulis: foto dan video hasil dokumentasi saya sendiri yang saya upload di internet sudah saya kurangi kualitasnya karena memang harus disesuaikan dengan berbagai pertimbangan tentunya.
Memuaskan acara kemarin, salut kepada penyelenggara. Selain undangan gratis, saya juga dapat tanda tangan, poster, dan juga buku list product Ibanez yg meliputi gitar, bass, ampli dan efek gitar. Hal-hal seperti inilah yg perlu diperbanyak di tanah air kita untuk semakin memacu kreatifitas kita semua.